PENGALAMAN TERJUN di DUNIA MENULIS

Sekilas mengenal dunia menulis ketika duduk di bangku sekolah dasar, sekedar coretan di memo mungil buku harian yang dipenuhi dengan warna warni spidol atau pun stiker. Tidak setiap hari menulis, hanya ketika ada kejadian berbeda dari hari biasa saja, seminggu dua atau tiga kali.


Memasuki bangku sekolah di Tsanawiyah (SMP) lebih rutin menulis, karena ketika itu ditinggal mamah kerja mencari nafkah ke Negeri jiran Malaysia, sebagai kenangan selama beliau pergi apa saja yang pernah aku alami dia akan tahu melalui coretan di diari.

Di bangku kuliahpun sama tulisan hanya sekedar catatan harian. Namun lebih sering karena berbarengan dengan membangun perusahaan otomatif (spare part motor, mobil). Banyak perencanaan untuk masa depan harus dibuat, seperti bagaimana penjualan dikembangkan, promosi disebarluaskan, berapa banyak karyawan yang akan direkrut, berapa gaji harus disiapkan, berapa cabang yang akan direncakan, berapa dealer yang akan bekerja sama, berapa kali import dilakukan dari Korea dan China, kota mana saja yang menjadi prioritas penjualan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Itu semua ditulis dalam buku agenda tahunan yang selalu ada dan dibawa dalam tas. Jika ada ide yang berkaitan dengan perusahaan segera dituangkan dalam buku tersebut. Gadget dan Internet pada tahun 2000-an belum segencar sekarang. Ada, sih namun kurang fleksibel, terdapat jaringan hanya dibeberapa tempat tertentu saja, tidak seperti sekarang, semakin luas, maju dan canggih. 

Sepuluh tahun berkecimpung dalam perusahaan tersebut akhirnya memutuskan pensiun dini diusia 30 tahun, karena ingin lebih fokus pada keluarga sesuai yang direncanakan. Lalu hijrah ke Kuala Lumpur pada akhir tahun 2010 ikut suami karena adanya tawaran pekerjaan. Dunia Menulis pun vakum dengan sendirinya bahkan lenyap begitu saja seiring waktu dan kesibukan sebagai ibu rumah tangga, kalaupun ada hanya tentang catatan belanja harian atau bulanan keluarga. Kehidupan lebih fokus pada kehamilan, melahirkan, membesarkan anak ketiga (Sofia) dan keempat (Avira). 

Seiring waktu berjalan sekitar tahun 2012  mulai aktif di media sosial Facebook, terhubung dengan teman-teman sekolah dan kembali mulai menulis berupa status alankadarnya, masih tidak beraturan cara menulis, yang penting silaturahmi. Kalau diingatkan setiap tahunnya oleh Om Mark tentang tulisanku dahulu jadi malu sendiri. Tanda baca, alur tulisan, ejaan yang benar, semuanya berantakan hihihi.

Hingga pada tahun 2017 bertemulah dengan kelas belajar online berbayar tentang bagaimana cara menulis yang baik dan benar di media sosial. Sambil mengurus bayi yang masih menyusui diusahakan belajar. Alhamdulillah akhirnya tahu bagaimana tata cara penulisan yang selayaknya melalui beberapa Mentor. Walau belum sempurna, namun minimal sudah bisa menulis dengan baik dan enak dibaca. 

Niat rajin menulis di media sosial Instagram dan Facebook untuk sekedar membangun brand diri. Seringnya jalan-jalan setiap weekend di Semenjung Malaysia akhirnya terpikir untuk mempunyai blog dengan tujuan untuk mengabadikan perjalanan tersebut melalui sebuah tulisan dan sebagai kenangan dikemudian hari.

Atas saran teman-teman, akupun mengikuti kelas blog online berbayar yang ada, namun untuk yang satu ini selalu saja ada kendala. Dibutuhkan fokus, konsisten, dan keseriusan yang maksimal. Sedangkan aku selalu terbentur dengan hal tersebut, sehingga terbengkalai rumah blogku. Namun selalu diusahakan, jika ada keberuntungan waktu yang berpihak dan kesempatan sebisa mungkin menulis. 

Mengurus keluarga tanpa pembantu membuat waktu untuk me time menjadi sedikit, kalau ada pasti ditengah malam. Pagi hari harus fokus total urusan domestik, mengajar anak-anak (HomeSchooling). Kami ada di rumah selama empat hari, teng hari Jumat malam masuk weekend akan melakukan travelling keluar kota, jadi tiga hari berada di luar rumah. Selain urusan yang berhubungan dengan pekerjaan Pak Su juga sekalian liburan keluarga. 

Menulis tetap dilakukan di media sosial melalui beberapa event yang diadakan disebuah grup WA, yaitu menulis dalam jumlah tulisan pendek, tidak menyita waktu banyak. Sebisa mungkin ikut berperan untuk mengasah diri dan tidak ngoyo. Juga  menulis tentang kehidupan anak-anak di Instagram @sofia_avira.

Masih perlu belajar lagi dan ingin belajar. Harapanku semoga bisa menulis rutin dalam blog, amien.